Rp4,15 Miliar'
Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon mendapatkan alokasi dana hibah sebesar Rp4,15
miliar untuk percepatan pembangunan dan pengembangan sistem pengelolaan sanitasi
perkotaan yang akan dimulai tahun 2011.
"Dana ini merupakan hibah Pemerintah Pusat melalui Kementerian Keuangan (Kemkeu)
untuk percepatan pembangunan sanitasi perkotaan yang akan dimulai tahun depan,"
kata Wali Kota Jopi Papilaja kepada ANTARA melalui telepon selulernya, Rabu.
Papilaja berada di Jakarta untuk menandatangani naskah perjanjian penerusan
hibah percepatan pembangunan sanitasi dengan Kemkeu yang diwakili Direktur
Pinjaman Hibah dan Kapasitas Daerah, Ditjen Perimbangan Keuangan, Kemkeu, Drs.
Adriansyah.
"Penandatanganan naskahnya sudah dilakukan kemarin (Selasa - red)," katanya.
Menurut Wali Kota, program percepatan pembangunan dan pengembangan sistem
pengelolaan sanitasi kota sudah direncanakan tahun 2009 lalu dengan melibatkan
Unicef.
Dia mengakui, pengelolaan sanitasi yang sehat dan memenuhi standar kesehatan di
Kota Ambon sangat diperlukan, terutama mendisain saluran irigasi dan drainase
yang bersih dan tidak tercemar sampah.
Sanitasi sehat, katanya, mencakup pengelolaan air limbah rumah warga dan
pembuatan sarana mandi, cuci, kakus (MCK) komunal di beberapa kawasan pemukiman
untuk mencegah pencemaran lingkungan dan air bersih.
"Sistem sanitasi juga harus didesain sedemikian rupa, sehingg air buangan yang
mengalir dari pemukiman penduduk dan melalui sungai-sungai tidak lagi mengotori
laut, terutama di kawasan Teluk Ambon," kata Papilaja.
Penerapan dan pengembangan sistem sanitasi akan dilakukan Dinas Tata Kota
bekerja sama dengan instansi teknis terkait lainnya yakni Dinas Pekerjaan Umum
(PU), dan kantor pengelolaan dampak lingkungan (PDL) Kota Ambon serta kecamatan
dan kelurahan.
Papilaja berharap program ini juga berdampak peningkatan pelayanan air bersih
bagi masyarakat, selain mengatasi kebocoran jaringan distribusi air bersih di
Kota Ambon.
Ia mengungkapkan, saat ini pelayanan air minum di Kota Ambon sudah mencapai 80
persen di mana 20 persen merupakan pelayanan PDAM dan 60 persen dikelola swasta
dan masyarakat.
"Jadi masih ada 20 persen penduduk Kota Ambon yang belum terlayani pasokan air
bersih," katanya.
Di bidang sanitasi, lanjutnya, Pemkot sedang melakukan pembenahan termasuk upaya
mengubah perilaku masyarakat membuang sampah, dengan membentuk lokasi-lokasi
percontohan di mana masyarakat mulai mengelola sampah dari sumbernya.
Untuk pengelolaan air limbah rumah warga akan dibangun sarana septic tank
komunal yang menjadi pengganti jamban dengan cubluk, yang diprioritaskan di
lokasi bantaran sungai dan pantai, sekaligus mengalihkan penggunaan drainase
untuk saluran air hujan dan bukan untuk saluran pembuangan limbah cair dan padat
dari permukiman.
"Program penembangan sanitasi ini akan berlangsung hingga 2014 dan diharapkan
dapat meningkatkan kesehatan lingkungan, mengatasi pencemaran serta penyediaan
air minum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Ambon," kata Papilaja.
You may view the latest post at
http://www.antaramaluku.com/kesra/ambon-dapat-dana-pengembangan-sanitasi-rp415-miliar
You received this e-mail because you asked to be notified when new updates are
posted.
Best regards,
ANTARA News Indonesia
john@antaramaluku.com
0 komentar:
Posting Komentar