Kemas'
General Manajer Pelabuhan Nasional (Pelindo) cabang IV Ambon, Supardjono Umar,
mengakui pihaknya sulit membangun depo peti kemas karena keterbatasan lahan.
"Kami seharusnya membangun depo peti kemas untuk menghindari penumpukan peti
kemas di Pelabuhan Yos Sudarso Ambon, tapi karena keterbatasan lahan,
menyebabkan kami sulit membangun depo," katanya di Ambon, Kamis.
Selain itu. katanya, aktivitas bongkar muat barang dari kapal sangat tinggi dan
semuanya masih dilakukan di areal pelabuhan, sehingga ikut mempersulit keadaan.
Letak geografis kota Ambon yang berbukit serta badan jalan di dalam kota yang
sempit, menyulitkan mobil pengangkut peti kemas untuk beraktivitas di siang
hari, sehingga rencana pembangunan depo peti kemas belum bisa dilakukan.
"Pada jam kerja kendaraan pengangkut kontainer tidak memungkin lewat di ruas
jalan utama pusat kota karena akan menimbulkan kemacetan," ujarnya.
Ia mengatakan, saat kondisi normal peti kemas yang dibongkar mencapai 50-70 boks
per hari dan aktivitas bongkar muat peti kemas akan meningkat tajam saat
menjelang hari raya.
"Kami tidak bisa membatasi batas waktu singgah maupun pembongkaran peti kemas,
karena batas waktunya tergantung kontrak sewa dengan pihak perusahaan
pelayaran," katanya.
Dia menjelaskan, aturan standar pembongkaran peti kemas yakni dibongkar di kapal
diturunkan ke pelabuhan, kemudian ditumpuk di lapangan selama beberapa hari,
setelah itu di bawa ke depo peti kemas barulah dibongkar isinya.
"Akibat depo tidak ada, maka aktivitas bongkar peti kemas juga dilakukan di
areal pelabuhan, di samping mengakibatkan penumpukkan, padahal areal pelabuhan
sudah tidak memungkinkan untuk menampung banyaknya kontainer," tandasnya.
Supardjono mengakui, ada beberapa peti kemas yang diprioritaskan untuk dibongkar
yakni yang berisi bahan makanan, hasil laut serta barang-barang yang tidak bisa
bertahan lama dalam kontainer.
"Boks ini harus segera dikeluarkan dari pelabuhan untuk dilakukan
pembongkaran, tetapi karena belum ada depo sehingga pembongkaran dilakukan
pada malam hari di areal pelabuhan dengan kawalan pihak kepolisian," ujarnya.
Ia menambahkan, barang-barang yang dibawa kapal ke Ambon kebanyakan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari warga seperti bahan makanan, pakaian, bahan
bangunan serta furniture.
"Jumlah peti kemas yang diturunkan di pelabuhan Ambon hingga 2010 yakni 50.000
boks, data ini stabil seperti tahun 2009. Kalau pun ada peningkatan hanya
berkisar enam hingga tujuh persen," kata Supardjono Umar.
You may view the latest post at
http://www.antaramaluku.com/ekonomi/pelindo-ambon-sulit-bangun-depo-peti-kemas
You received this e-mail because you asked to be notified when new updates are
posted.
Best regards,
ANTARA News Indonesia
john@antaramaluku.com
0 komentar:
Posting Komentar