Senin, 25 Oktober 2010

[Warta 4 Katong] Sutiyoso Minta Petinju Maluku Tidak Potong Kompas

Warta 4 Katong has posted a new item, 'Sutiyoso Minta Petinju Maluku Tidak
Potong Kompas'

Mantan pimpinan sejumlah cabang olahraga di Indonesia, Sutiyoso, mengingatkan
petinju Maluku untuk tidak menggunakan cara "potong kompas" jika ingin meraih
prestasi terbaik di cabang olahraga keras itu.

"Jangan potong kompas. Artinya, karir tinju harus dimulai dari level paling
bawah dan berjenjang sehingga memiliki dasar pijak yang kuat untuk meraih
prestasi terbaik," kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu di Ambon, Senin.

Sutiyoso berada di Ambon dalam rangka meresmikan Sasana tinju "Bang Yos". Tempat
latihan tinju itu mengadopsi panggilan akrabnya dan dibiayai DPD Partai Keadilan
dan Persatuan Indonesia (PKPI) Kota Ambon.

Untuk menghindari praktek potong kompas, katanya, KONI Maluku maupun Pengprov
dan Pengkot Pertina perlu membina petinju pemula sejak dini, mulai dari usia 10
tahun, agar mereka berkembang dengan baik serta memiliki dasar dan teknik yang
kuat sebagai petinju potensial.

Mantan Ketua Umum Perbakin itu merujuk prestasi gemilang juara dunia Muhammad
Ali dan sejumlah atlet legendaris lainnya yang memulai karier saat berusia 10
tahun dan dilakukan berjenjang hingga mencapai prestasi puncak.

Menurut Sutiyoso, prestasi dan tingkatan pembinaan terhadap seorang petinju
harus dilakukan secara bertahap, sehingga benar-benar matang dalam meniti karir
sebagai petinju amatir maupun profesional.

"Jangan baru pengalaman beberapa tahun di tinju amatir langsung lompat ke
profesional hanya karena ingin meraih popularitas dan bayaran besar. Salah-salah
malah karirnya yang rusak," ujarnya.

Sutiyoso mengambil kasus Daud Jordan sebagai contoh.

Dikatakannya, Daud Jordan yang tercatat sebagai petinju terbaik dan sering
memperkuat Indonesia di berbagai kejuaraan amatir tingkat internasional dipaksa
bertanding di tinju profesional, tetapi akhirnya kalah telak dari petinju
Amerika Serikat Celestino Caballero dalam pertarungan memperebutkan gelar juara
dunia interim kelas bulu WBA di Amerika Serikat, 11 April lalu.

"Saya sempat kecewa dengan Daud Jordan yang merupakan petinju terbaik Indonesia
dan tidak terkalahkan. Sayang, karirnya hancur setelah pindah ke tinju
profesional, padahal usianya masih muda dan bisa lebih banyak berprestasi untuk
bangsa dan negara," katanya.

Apa yang terjadi pada Daud Jordan, kata Sutiyoso, adalah dampak dari tindakan
potong kompas, tidak sabar merintis karir dan prestasi secara bertahap.

"Jangan ada petinju Maluku seperti itu. Maluku saat ini diperhitungkan di dunia
tinju amatir untuk mewakili bangsa dan negara di berbagai event dalam dan luar
negeri," katanya menegaskan.

Mantan Ketua Umum PBSI selama empat tahun itu juga berharap para petinju Maluku
mau rajin berlatih keras dengan program terarah.

"Saya berharap di tahun-tahun mendatang akan lahir petinju profesional dari
Ambon dan Maluku yang mampu mengukir prestasi sebagai juara dunia baru
menggantikan Elyas Pical dan Nico Thomas," katanya.

You may view the latest post at
http://www.antaramaluku.com/sports/sutiyoso-minta-petinju-maluku-tidak-potong-kompas

You received this e-mail because you asked to be notified when new updates are
posted.
Best regards,
ANTARA News Indonesia
john@antaramaluku.com

0 komentar:

Posting Komentar